My Diary Part 1


Sinopsis : 
Bella seorang gadis pintar nan cantik namun harus mati secara misterius di sebuah kamar mandi dalam rumah nya. Alex, Ulfah, Nala, beserta pak tomi merasa ganjil dengan kematian Bella. Mereka yakin Bella mati bukan karena kecelakaan, tapi lebih ke pada pembunuhan. Dengan bermodalkan tekad mereka akhirnya menerobos rumah tua Bella yang sudah di segel garis polisi, bisakah mereka mengungkapkan kebenaran yang terjadi?
Penulis Cerita : Yogitama Kaisar Akbar
PART tayang : Selasa, Kamis, sabtu (20:00)

Namaku Bella, tepatnya Bella Amelia putri. Nama yang sudah tidak asing lagi di telinga kalian bagi para penghuni negara beriklim tropis ini.

Aku sangat mencintai kehidupan ku saat ini. Tinggal di tempat yang nyaman walau sederhana, selalu ada orang tua yang menemani saat suka maupun duka, teman-teman yang baik dan sekolah yang menyenangkan.

Aku tinggal di sebuah rumah tua bernuansa Eropa, terbuat dari kayu kayu jati yang besar nan kokoh membuat rumah ini tampak gagah dan beraroma alam. Rumahku sebenarnya bekas peninggalan para bangsawan Belanda yang ayah ku beli dengan harga cukup murah. Dengan luas yang tak terlalu besar rumah ini mempunya 2 kamar tidur,  1 ruang makan sekaligus dapur dan 1 kamar mandi yang menurut ku sangat seram ketika malam tiba. Aku selalu berharap tak akan pernah memasuki kamar mandi tersebut di malam hari.

"Huft, sudah jam 05:30. Aku harus cepat sarapan agar tidak terlambat".

Aku segera bersiap memakai seragam dan menuju ruang makan yang terletak di bagian belakang rumah.

Aku melihat sekeliling ruangan, mencari sesosok yang kukenal. "Ayah, ibu kalian dimana?" Aku di sekitar dapur, tapi hasilnya zero.

Tiba-tiba hawa dingin dan menakutkan keluar dari kamar mandi, aku tak tahu apa yang terjadi tetapi hawa dingin ini benar benar menusuk tulang.

Aku berusaha bergerak menjauhi kamar mandi itu. Tetapi... K-Kaki ku! Tidak bisa bergerak! Bahkan suaraku yang tadinya nyaring sekarang hilang bagai di telan bumi.

Sekilas dari pucuk bola mata ku melihat sesosok bayangan hitam yang merayap dengan sangat cepat, seperti seekor ular yang mengejar mangsanya. Aku terdiam dan membisu ketika sosok hitam itu terus merayap ke arah ku. Aku tidak tahu harus bagaimana, jantung berdebar dengan kencang, keringat ku bercucuran dengan sangat deras tak henti mengalir.

Aku hanya bisa memasang raut wajah takut. Tetapi... Pada siapa ku pasang wajah ini, apakah aku akan mati disini??

Sosok itu makin dekat...

Semakin dekat...

Hingga hampir menyentuh kaki ku...

Aku berusaha menutup mata dan berharap ini semua hanya mimpi...

Hingga...

"Akh!!!" D-D-Di... sebelah ku A-Ada sebayang wajah hancur, bola mata nya bolong hingga kau bisa melihat isi otak nya yang sudah membusuk itu, rambut nya gimbal dan sangat kusut, penampilan mukanya sangat hancur dan tak beraturan.

Aku berteriak sekuat tenaga dan menutup mata. Aku sudah tidak tahan lagi, aku sudah tidak kuat lagi.

"Ibu.. ayah.. kalian dimana?.."

"Tolong aku.." air mata ku keluar dengan deras nya, aku sudah tidak bisa menahan semua rasa takut ku ini.

"Teman-teman.. aku disini.."

"Tolong aku..."

~~~~~~~~~~^�^~~~~~~~~~~

"Jadi begitulah yang tertulis di diary ini" Ucap seorang pria berparas ganteng dan berbadan cantik.

"Aku benar benar ga nyangka kalau Bella setiap hari tersiksa seperti itu". Isak tangis seorang gadis mungil nan lucu.

" Jadi alex, pada tanggal berapa diary itu di tulis? Siapa tau kita bisa memecahkan misteri kamar mandi neraka dan membuat teman kita Bella bisa beristirahat dengan tenang".
Tanya seorang laki laki, ia memiliki kumis tebal dan potongan rambut yang sangat mirip dengan Joseph Stalin sang pemimpin Soviet pada jaman perang dunia kedua.

"Disini tidak ada tanggal atau sesuatu yang memberikan petunjuk".

"Coba sini ku lihat" seorang perempuan berambut pendek berpakaian laki laki mencoba melihat isi diary tersebut.

"Ok Nala, nih buku nya"

Alex memberikan buku yang di pegang nya kepada Nala. Dari covernya terlihat jelas buku itu sangatlah antik, hiasan cabang dan daun jati membuat buku yang cover nya terbuat dari batang jati asli ini semakin terlihat realistis.

" Sudah Ulfah, sudah," Alex berusaha menenangkan gadis kecil yang merasa bersalah atas kepergian Bella.

Memang kematian Bella sangat lah misterius, mulai dari orang tuanya yang menghilang tiba tiba sampai mayat Bella yang di temukan membusuk di dalam kamar mandi rumah nya.

Konon katanya ketika di temukan, Mayat Bella sudah tidak berdaging alias tulang saja sebelah nya.

Hal yang membuat kematian Bella terasa ganjil. Banyak sekali teror dan hal gaib yang mengancam nyawa kita saat sedang mencari tahu asal usul kematian Bella.

"Hey, lihat ini. Aku menemukan tulisan aneh dari rekaman kedua kertas ini." Nala mencoba menunjukan apa yang baru saja ia temukan.

"Mana?"

Kami ber-sarang lantas melihat sisi yang di tunjuk oleh Nala. Hmm, tulisan yang bahkan kita tidak pernah sekalipun melihat nya.

"Anak-anak kalian dengan itu?" Pak tua itu mencoba memfokuskan pendengaran nya.

"Ayolah pak tomi, kita sudah hampir mati karena teror dari para makhluk itu. Jang-"

"Sst... Dengarkan baik baik, ini seperti suara minta tolong". Pak tomi berusaha mencari tahu dari mana asalnya suara itu.

"Kesini!" Selagi memberi kode pak tomi melaju ke arah datang nya suara.

Selang beberapa lama kami hanya melihat pak tomi dia membeli ditengah ruang makan.

"Ibu.. ayah.. tolong aku.." suara tangis seorang gadis terdengar sangat pilu.

"Teman teman tolong aku"

"Bukan kah itu.. Bella!!" Ulfah berteriak dan lari mengejar sosok yang duduk terdiam di pojok ruangan.

"Ulfah jangan!!!" Pak tomi berusaha menghentikan Ulfah, tapi..

"Datang juga ya kalian hihihi" Suara anak kecil itupun berubah menjadi tawa yang sangat kencang hingga bisa menghancurkan gendang telinga.

"K-Kalian... D-Dibelakang..." Ulfah berusaha menyampaikan sesuatu kepada teman teman nya. Tapi nafas nya seakan di tahan dan terasa berat.

"J-Jangan... B-Bilang..." Alex berusaha menoleh kebelakang.. dan.. kini semua Ingatan teror kembali kedalam otak nya.

BERSAMBUNG...

Saksikan Part selanjutnya sesuai PART tayang, yang sudah di tentukan!

0 Comments

Post a Comment