Aku hanya terpaku di sudut ruangan itu sendirian, benar-benar sendirian. Hanya terdengar angin semilir yang rasanya tengah asik menusuk-nusuk kulit tubuhku.
Perlahan namun pasti, air mataku mulai menetes seraya menatap kedua mata ber-iris biru itu. Tanganku bergetar ketakutan seakan tak siap dengan apa yang telah terjadi.
"Kenapa semua ini terjadi?!" Aku berteriak memecah sunyi seperti orang gila yang hilang akal sehatnya.
Aku menampar keras wajahku berharap aku masih bermimpi. Namun, semua usahaku hanya nol besar. Aku memang tidak sedang bermimpi.
"Ibu!!" Teriakku parau sembari menatap mata itu.
Tak lama, derap langkah kaki berlari cepat menghampiri kamarku. Dahiku mengerenyit serta mataku terbelalak kaget. Segera kuraih kotak kecil yang ada di depanku serta kumasukkan kedua mata itu aman didalamnya.
Aku segera menyembunyikan kotak itu dibalik badanku bersamaan dengan suara derit pintu terbuka.
"Kamu kenapa di pojok sana?" tanya ayahku panik dan berdiri di ambang pintu.
"Ayah kumohon pergilah sebelum kau seperti ibu!" Aku ketakutan dan kukerahkan seluruh suaraku untuk memeringatkannya.
Seketika, Semua tubuhku terasa dingin namun hanya mataku yang terasa sangat panas. Rasanya aku tak bisa mengendalikan tubuhku. Aku seperti tengah dirasuki.
"Apa maksudmu, Nak? Ibumu sudah tiada," tanya ayah kebingungan dan dia pun mulai menghampiriku.
"Maaf maksudku, apakah ayah bisa mengambilkanku pisau? Aku punya sebuah daging. Daging yang sangat segar untuk kusantap, maksudku kita santap malam ini," kataku terkikik tak karuan sambil menyipitkan mata ke arahnya.
Nama Pembuat : Muhammad Syauqi
Perlahan namun pasti, air mataku mulai menetes seraya menatap kedua mata ber-iris biru itu. Tanganku bergetar ketakutan seakan tak siap dengan apa yang telah terjadi.
"Kenapa semua ini terjadi?!" Aku berteriak memecah sunyi seperti orang gila yang hilang akal sehatnya.
Aku menampar keras wajahku berharap aku masih bermimpi. Namun, semua usahaku hanya nol besar. Aku memang tidak sedang bermimpi.
"Ibu!!" Teriakku parau sembari menatap mata itu.
Tak lama, derap langkah kaki berlari cepat menghampiri kamarku. Dahiku mengerenyit serta mataku terbelalak kaget. Segera kuraih kotak kecil yang ada di depanku serta kumasukkan kedua mata itu aman didalamnya.
Aku segera menyembunyikan kotak itu dibalik badanku bersamaan dengan suara derit pintu terbuka.
"Kamu kenapa di pojok sana?" tanya ayahku panik dan berdiri di ambang pintu.
"Ayah kumohon pergilah sebelum kau seperti ibu!" Aku ketakutan dan kukerahkan seluruh suaraku untuk memeringatkannya.
Seketika, Semua tubuhku terasa dingin namun hanya mataku yang terasa sangat panas. Rasanya aku tak bisa mengendalikan tubuhku. Aku seperti tengah dirasuki.
"Apa maksudmu, Nak? Ibumu sudah tiada," tanya ayah kebingungan dan dia pun mulai menghampiriku.
"Maaf maksudku, apakah ayah bisa mengambilkanku pisau? Aku punya sebuah daging. Daging yang sangat segar untuk kusantap, maksudku kita santap malam ini," kataku terkikik tak karuan sambil menyipitkan mata ke arahnya.
Nama Pembuat : Muhammad Syauqi
0 Comments
Post a Comment