Sinopsis :
Seorang Hacker membobol sebuah situs, yang akhirnya harus berhadapan dengan salah satu orang kriminal mengerikan dari situs yang ia bobol.
Penulis Cerita : Andri Diah Susanto
STORY LANGSUNG TAMAT
Namaku Kania Zahra Ramdhani. Tapi mereka memanggil ku Mr.Z. Aku cukup di kenal banyak orang, ya, mungkin karena kehebatan ku. Aku cukup mahir di bidang teknologi dan khusus nya jaringan
yang biasa nya disebut "Hacker". Cukup mudah bagiku untuk menembus suatu situs, bahkan situs negara sekalipun.
Suatu waktu. Setelah aku menembus suatu situs milik negara, yang kabarnya mencapai ke beberapa negara sebelah. Aku berniat untuk membobol situs yang kabarnya adalah sarang para pembunuh sadis. Keesokan harinya, aku siapkan alat-alat yang aku butuhkan untuk membobol situs tersebut.Pertama aku membuka laptop ku dan aku mulai meluncurkan aksi ku.
Awalnya aku masuk dalam situs ini begitu mulus dan,
"Binggo! Akhirnya bisa juga masuk nih situs." Celetuk ku senang.
Saat ku lihat disana banyak terdapat daftar data diri dari orang-orang yang akan jadi target pembunuhan dan berbagai nama korban yang sudah terbunuh.
Aku lihat juga berbagai nama dan data para pembunuh itu..
"Aa.. Apa..?? Her.. Hermina...??? Terkejut aku.
Aku tak percaya jika hermina adalah seorang pembunuh yang namanya berada di deretan pembunuh senior lainnya.
Oh ya. Hermina ini temen aku semasa SMA dulu. Dia memang tertutup dan sifatnya memang agak culun. Dia tinggal di ujung blok dari perumahan yang aku tinggali.
Aku masih tak percaya.
"Hermina? Apa benar ini dia?
Si culun itu?" Guman ku pelan.
Dan ku putuskan untuk keluar dari situs itu.
Namun,,,
"Eh, ini kenapa gabisa keluar!" Aku mulai panik di saat beberapa akun mereka mulai Aktif kembali, bahkan akun Hermina.
Dan aku putuskan untuk mematikan laptop ku.
Aku mulai panik. Badan ku mulai gemetar. Ya. Karena situs yang aku bobol kali ini berisi para pembunuh sadis.
Aku buka kembali laptop ku.
Dan...
"Apa! Kemana semua data data ku??" Kesal ku.
Aku baru sadar dan terkejut bahwa data ku ada dalam daftar target pembunuhan berikutnya. Dan yang akan membunuh aku adalah Hermina.
Begitu aku tau. Aku mulai sangat panik. Semua pintu rumah aku kunci rapat rapat, dan aku kembali ke kamarku untuk melihat kembali laptop ku.
Dan tiba-tiba,
*Dug-dug-dug
Suara pukulan terdengar dari balik pintu depan rumah ku.
Aku semakin takut...
*Brakkk...
Terbuka sudah pintu depan di dobrak oleh nya.
Aku semakin takut...
Aku matikan laptop ku dan aku bersembunyi di dalam lemari, dan kali ini pintu kamar ku di pukul dengan begitu keras.
Semakin takut, keringat ku bercucuran. Meski hari ini hujan dan hawa sangat dingin
*Brakkk...
Kembali pintu kamar terbuka. Langkah kaki semakin mendekat. Terdengar langkah kakinya berputar-putar untuk mencariku.
Seketika, langkah itu berhenti, dan suara sunyi, ia berhenti. Suara nya berakhir tepat depan lemari yang sedang ku gunakan untuk bersembunyi.
*Srekkk... (Suara lemari pelan terbuka)
"Sial dia membuka pintu ini" Pikir ku dalam hati sembari membuka kencang pintu lemari hingga mengenai badannya dan terjatuh.
Aku pun lari untuk mencari tempat bersembunyi. Hingga aku menemukan lemari besar tepat di gudang belakang rumah. Aku berlari secepat yang ku bisa lalu bersembunyi dalam lemari itu.
Hermina yang tadi mengejarku, kini tak lagi terdengar langkah kaki nya. Ku putuskan untuk membuka sedikit lemari ku untuk mengintip keadaan sekitar.
*Tiba-tiba
Terkejut aku, melihatnya berdiri tepat di depan ku dan memandangku dengan wajah senyum jahat seperti itu, ternyata dia sudah berdiri dari tadi di depan lemari ku.
*Srekkk
Pisau menancap tepat di tubuh ku, aku yang sebelumnya kuat menghindarinya kini melemah dan terkapar.
"Akhhh!!!"Teriakku kesakitan.
Darah mulai keluar bercucuran dari mulut ku, nafas ku mulai pelan perlahan, hingga kulit ku memucat dengan sendirinya. Seakan pandangan menjadi buram. Menjadi semakin gelap. Rasa sakit tusukan mulai tak terasa. Yang ku rasakan hanya mati rasa dan nafas menghilang. Dengan perut yang tertusuk ber kali-kali, tubuhku tergoyah-goyah olehnya, namun syukurlah aku tak dapat merasakan rasa sakit lagi.
"Sial, aku hacker pecundang!" Batinku, hingga mata ku tertutup hingga aku tak dapat melihat dunia lagi.
TAMAT
0 Comments
Post a Comment