Misteri Lirikan Mata Bibi

Namaku Alin, aku hidup bertiga bersama Bibi dan Sisil boneka ku, tapi tungu,,, lebih tepatnya aku hanya hidup berdua bersama sisil, ya,,, Sisil, dia adalah boneka ku, dia sudah ku anggap sebagai teman dekat ku.

Hanya dia lah yang tersisa sebagai keluargaku. Aku tidak mengenal Ibu dan Ayah, Bibi lah yang pernah menceritakan singkat cerita kepada ku. Aku bukanlah anak yang dilahirkan secara normal seperti anak biasanya, aku terlahir dari seorang perempuan yang selalu bermain ke pesta gelap dan akhirnya bertemu bersama Ayah ku, Namun itu bukan ayahku, melainkan Iblis yang menyamar yang akhirnya merekalah yang melahirkan ku.

Kisah tadi adalah kisah dari 12 tahun yang lalu, hanya itulah cerita yang pernah Bibi ceritakan kepada ku, selanjutnya Bibi tidak bisa menceritakan lebih dari itu. Aku benar-benar buta jika seorang menanyakan masa kecil ku bersama keluarga, tapi inilah keluarga ku sekarang, hanya ada aku dan Sisil.

Aku tidak mengerti, mengapa aku bisa bersama Bibi sampai saat ini, walau Bibi sudah tak bernafas dua minggu yang lalu, karena aku tak bisa membantu bibi di saat suasana genting saat itu.

Dua minggu yang lalu, aku meninggalkan Sisil sendirian di kamar untuk pergi ke kamar mandi, aku terpaku oleh heningnya suasana, aku berusaha dan sangat ingin mengingat Ayah dan Ibu lebih dalam, tapi semua usaha ku gagal.

�PRANG *Suara piring pecah terdengar dari kamar ku*

Aku bergegas pergi kembali ke kamar ku,

�Hwaaaa!!! *aku berteriak terkejut�

Aku terkejut melihat Bibi ku terbaring dengan makanan yang biasa ia bawakan untuk ku terjatuh, Bibi ku terbaring dengan luka tancap pecahan kaca di mata sebelah kirinya, dan anehnya mengapa Sisil berada di samping bibiku, mungkin bibi berniat untuk menyelamatkannya.
Tapi dari mana kejadian itu bermula, aku tidak tau penyebab kejadian itu, aku sangat bingung sampai aku tak sempat menolong dan membawa Bibi ku kerumah sakit saat sekarat.

Kembali ke diri ku yang sekarang, di mana hanya ada aku dan Sisil, Bibi aku awetkan dan ku keraskan dengan semen sampai sekarang, karena aku sangat menyayanginya.

Aku tidak ingin menceritakan lagi kejadian yang menimpa Bibi, karena hal itu hanya akan membuatku sedih, hal yang aku ingat hanyalah lirikan mata bibi  ke-arah Sisil pada saat nafas terakhirnya, ya, mungkin Bibi menyuruhku agar aku tetap bersama Sisil selamanya.

Hm, mungkin inilah singkat cerita yang dapat aku ceritakan ke kalian.

0 Comments

Post a Comment